A. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
Keterampilan berbahasa merupakan salah satu unsur terpenting untuk menentukan keberhasilan dalam suatu komunikasi. Komunikasi adalah proses interaksi dalam kehidupan masyarakat berupa kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan. Dalam mengirimkan pesan, pengirim melakukan proses encoding dan mengirimkan pesan kepada penerima. Sebaliknya penerima melakukan proses decoding. Sehingga pesan yang tersampaikan dapat diterima dengan utuh.
Seperti digambarkan melalui diagram di atas, pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan. Proses demikian disebut proses encoding. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut disampaikan kepada penerima. Selanjutnya, penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh. Proses tersebut disebut proses decoding. Jadi, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut harus sama-sama memiliki keterampilan, yaitu pengirim harus memiliki keterampilan memilih lambang-lambang (bunyi atau tulisan) guna menyampaikan pesan, dan penerima harus terampil memberi makna terhadap lambang-lambang (bunyi/tulisan) yang berisi pesan yang disampaikan.
Dalam komunikasi, pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunti-bunyi bahasa yang diucapkan. Dengan kata lain dalam proses encoding pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan. Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud bunyi-bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita kenal dengan istilah berbicara. Di pihak lain, penerima melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding, pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, si penerima dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertuls itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.
Dalam berkomunikasi memiliki sifat satu arah, dua arah, dan multiarah yaitu sebagai berikut:
Setelah keterampilan menyimak selanjutnya dalah keterampilan berbicara. Untuk memperoleh keterampilan berbicara kita terlebih dahulu mengetahui hakikat berbicara. Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehinggga maksud tersebut dapat dipahami oleh oarang lain (Depdikbud, 1984/1985:7). Pengertian secara khusus banyak di ungkapkan para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan , menyatakan serta menyampaikan gagasan dan perasaan. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik.
Keterampilan berbahasa selanjutnya yaitu membaca. Membaca sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan-tujuan tertentu (Burns,.1985). Proses tersebut berupa pengenalan kembali dan penafsiran. Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya (Anderson, 1986 ). Bahkan lebih dari itu pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya (Ulit, 1995).sejalan dengan itu, Kridalaksana (1993 : 135) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara dapat pula tudak bersuara.
Keterampilan berbahasa selanjutnya adalah menulis, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehimggga orang lain dapatmembaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut, Tarigan (1983).
B. Manfaat Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Keterampilan yang kita miliki tersebut digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan melaporkan fakta-fakta yang kita amati, dilain pihak kita juga dapat mengetahui pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan orang lain kepada kita. Apabila keterampilan berbahasa kita masih rendah, sebagai guru akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dilain pihak para siswa akan mengalami kesulitan menangkap pelajaran yang disampaikan secara lisan karena karena keterampilan berbicara yang dimiliki belum memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan diwariskan dengan baik kepada generasi berikutnya apabila tidak memiliki keterampilan menulis yang baik. Selain itu kita tidak akan , memperoleh pengetahuan yang disampaikan oleh para ahli bila tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai.
Selain contoh-contoh diatas dalam kehidupan sehari-hari banyak profesi yang membutuhkan keterampilan berbahasa, profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran, politik, hukum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, dan menulis.
C. Aspek-Aspek Keterampilan Berbahasa
Menyimak adalah proses memperhatikan, mendengarkan sekaligus memahami suatu pesan yang disampaikan secara lisan dan kemudian dapat menyimpulkan hasil simakan tersebut dengan berbicara, menyimak bertujuan untuk memperoleh informasi serta memahami pesan dalam berkomunikasi . Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (alat komunikasi). Membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui bahasa tulisan (kolker 1983:3). Menulis adalah menuangkan pikiran, gagasan atau perasaan melalui bahasa tulisan, dapat berupa karya viksi atau non viksi.
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
Keterampilan berbahasa merupakan salah satu unsur terpenting untuk menentukan keberhasilan dalam suatu komunikasi. Komunikasi adalah proses interaksi dalam kehidupan masyarakat berupa kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan. Dalam mengirimkan pesan, pengirim melakukan proses encoding dan mengirimkan pesan kepada penerima. Sebaliknya penerima melakukan proses decoding. Sehingga pesan yang tersampaikan dapat diterima dengan utuh.
Seperti digambarkan melalui diagram di atas, pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan. Proses demikian disebut proses encoding. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut disampaikan kepada penerima. Selanjutnya, penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh. Proses tersebut disebut proses decoding. Jadi, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut harus sama-sama memiliki keterampilan, yaitu pengirim harus memiliki keterampilan memilih lambang-lambang (bunyi atau tulisan) guna menyampaikan pesan, dan penerima harus terampil memberi makna terhadap lambang-lambang (bunyi/tulisan) yang berisi pesan yang disampaikan.
Dalam komunikasi, pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunti-bunyi bahasa yang diucapkan. Dengan kata lain dalam proses encoding pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan. Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud bunyi-bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita kenal dengan istilah berbicara. Di pihak lain, penerima melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding, pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, si penerima dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertuls itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca.
Dalam berkomunikasi memiliki sifat satu arah, dua arah, dan multiarah yaitu sebagai berikut:
Setelah keterampilan menyimak selanjutnya dalah keterampilan berbicara. Untuk memperoleh keterampilan berbicara kita terlebih dahulu mengetahui hakikat berbicara. Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehinggga maksud tersebut dapat dipahami oleh oarang lain (Depdikbud, 1984/1985:7). Pengertian secara khusus banyak di ungkapkan para pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan , menyatakan serta menyampaikan gagasan dan perasaan. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi sebab didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik.
Keterampilan berbahasa selanjutnya yaitu membaca. Membaca sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan-tujuan tertentu (Burns,.1985). Proses tersebut berupa pengenalan kembali dan penafsiran. Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya (Anderson, 1986 ). Bahkan lebih dari itu pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya (Ulit, 1995).sejalan dengan itu, Kridalaksana (1993 : 135) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara dapat pula tudak bersuara.
Keterampilan berbahasa selanjutnya adalah menulis, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehimggga orang lain dapatmembaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut, Tarigan (1983).
B. Manfaat Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Keterampilan yang kita miliki tersebut digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan melaporkan fakta-fakta yang kita amati, dilain pihak kita juga dapat mengetahui pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan orang lain kepada kita. Apabila keterampilan berbahasa kita masih rendah, sebagai guru akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dilain pihak para siswa akan mengalami kesulitan menangkap pelajaran yang disampaikan secara lisan karena karena keterampilan berbicara yang dimiliki belum memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan diwariskan dengan baik kepada generasi berikutnya apabila tidak memiliki keterampilan menulis yang baik. Selain itu kita tidak akan , memperoleh pengetahuan yang disampaikan oleh para ahli bila tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai.
Selain contoh-contoh diatas dalam kehidupan sehari-hari banyak profesi yang membutuhkan keterampilan berbahasa, profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran, politik, hukum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contoh-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahasa baik berbicara, menyimak, dan menulis.
C. Aspek-Aspek Keterampilan Berbahasa
Menyimak adalah proses memperhatikan, mendengarkan sekaligus memahami suatu pesan yang disampaikan secara lisan dan kemudian dapat menyimpulkan hasil simakan tersebut dengan berbicara, menyimak bertujuan untuk memperoleh informasi serta memahami pesan dalam berkomunikasi . Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (alat komunikasi). Membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui bahasa tulisan (kolker 1983:3). Menulis adalah menuangkan pikiran, gagasan atau perasaan melalui bahasa tulisan, dapat berupa karya viksi atau non viksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar